Oleh : Rebecca Marian )*

Pemerintah akhirnya menyatakan bahwa kelompok separatis di Papua adalah teroris. Masyarakat menilai pelabelan ini sudah tepat, karena mereka memang sudah melakukan tindak kejahatan dan mengganggu ketentraman banyak orang. Persis seperti kelakuan para teroris.

Salah satu masalah pelik di Papua adalah keberadaan kelompok separatis. Mereka makin mengkhawatirkan karena sudah mengganggu ketentraman masyarakat, dengan menembak murid sekaligus guru, membakar sekolah, sampai membunuh aparat dengan sniper. Kesalahan sebanyak itu mereka lakukan tanpa merasa berdosa sama sekali.

Karena KKB sudah melanggar banyak sekali peraturan di Indonesia, dan terakhir membunuh Kepala BIN Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, maka mereka mendapatkan status sebagai organisasi teroris. Pemerintah akhirnya menyematkan label itu sejak bulan april 2021.

Penetapan ini sangat dinanti masyarakat karena mereka malah senang, karena mereka sudah muak dengan aksi KKB. Kelompok teroris ini selalu playing victim dan menjungkirbalikkan fakta bahwa mereka yang diserang, padahal merekalah yang menyerang duluan. Bahkan mengutus penembak jarak jauh demi menyelesaikan misinya.

Ahli hukum pidana dari UI Chudry Sitompul menyatakan bahwa KKB sudah memenuhi syarat sebagai kelompok teroris. Penyebabnya karena banyak warga sipil yang jadi korban. Ia menyebutkan UU nomor 5 tahun 2018 tentang tindak pidana terorisme. Di mana definisi teroris adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman, menimbulkan teror atau rasa takut yang meluas.

Selama ini KKB memang sudah meneror masyarakat. Di antaranya peristiwa ketika ada pekerja di sebuah perusahaan swasta yang ditembak tanpa sebab. Ada pula tukang ojek yang tiba-tiba dibunuh, karena ia dituduh sebagai mata-mata polisi. Padahal ia adalah warga sipil biasa.

Peristiwa serupa terjadi ketika ada murid yang ditembak hingga ia kehilangan nyawa. Anak yang bernama Ali Mom ini menjadi korban keganasan KKB dan ia meninggal karena dituduh juga sebagai mata-mata. Penyebabnya karena Ali sering datang ke markas TNI. Padahal ia datang ke sana untuk bertanya, bagaimana mencapai cita-citanya sebagai aparat.

Oleh karena itu pemberantasan KKB wajib dilakukan. Setelah adal label teroris, maka ada banyak bantuan pasukan yang datang dari Jawa. Mereka sudah mendarat di Papua dan bergabung untuk mencari anggota KKB di daerah Kabupaten Puncak. Di sana memang sudah sering ada serangan dari kelompok separatis, sehingga diduga ada markas KKB.

Ketua MPR Bambang Soesatyo menyarankan agar pemerintah mengesampingkan HAM dalam pemberantasan KKB. Dalam artian, pencarian anggota kelompok teroris lebih penting daripada kekhawatiran akan pelanggaran HAM. Jadi tidak usah kahwatir akan ada selentingan dari oknum yang ada di dalam maupun luar negeri, bahwa pemerintah melanggar hak asazi rakyatnya.

Justru ketika KKB menembak warga sipil sembarangan, merekalah yang melanggar HAM. Oleh karena itu, memang diperbolehkan untuk menyerang KKB lebih dahulu. Karena mereka melanggar kedaulatan negara dan mengancam keamanan masyarakat. Pilihannya adalah menembak atau tertembak, seperti di medan perang, dan aparat memang diperbolehkan untuk melakukannya.

Selama ini justru anggota KKB yang melakukan tindak kriminal dengan menyerang aparat terlebih dahulu, baik dengan senjata tajam atau senjata api. Jadi ketika ada tindakan tegas terukur pada mereka, tidak akan tersangkut kasus HAM. Karena ini adalah murni untuk pemberantasan kasus kriminal.

Penyebutan KKB sebagai teroris sudah sangat cocok, karena mereka melakukan tindak kejahatan dan pengancaman, persis seperti kelompok teroris lain. Masyarakat juga mendukung penyebutan ini, karena mereka juga tidak suka pada KKB. Pemberantasan KKB wajib dilakukan agar tidak ada lagi yang mengancam keamanan rakyat Papua.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta

Oleh : Abner Wanggai )*

Kelompok Separatis Papua (KSP) makin mengganas, karena melakukan serentetan tindak kejahatan yang sampai mengancam nyawa orang lain. Kekejian KKB membuatnya pantas untuk dibasmi, tujuannya agar masyarakat Papua bisa melangsungkan hidup dengan aman tanpa teror. Aparat bekerja keras untuk mencari sisa anggota KSP, agar mereka musnah dari Bumi Cendrawasih.

KSP adalah personel penjaga di bawah perintah OPM (organisasi Papua Merdeka). Mereka bertugas untuk mensukseskan cita-cita OPM, demi kejayaan Papua Barat. Keinginan gila mereka untuk memerdekakan Papua berubah menjadi ambisi berbisa, sehingga KKB berubah seperti monster yang mengerikan dan mengerahkan segala cara agar Republik Federal Papua Barat berdiri dan lepas dari Indonesia.

Salah satu korban kekejian KSP adalah Brigjen I Gusti Putu Danny Nugraha Karya, Kepala BIN Daerah Papua. Saat melintas dengan sepeda motor di Kampung Dambet, Distrik Beoga, ia ditembak oleh anggota KKB. Pada baku tembak itu, anggotanya selamat, sementara Brigjen Putu kehilangan nyawa, tepat pada pukul 15:30 WITA.

Pangdam Cendrawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono menyatakan bahwa pelaku penembakan adalah kelompok kriminal bersenjata di bawah perintah Lekagak Telengan. Saat ini jenazah alm Brigjen Putu masih berada di Beoga dan rencananya baru besok akan dibawa ke Timika.

Meninggalnya Brigjen Putu membuat masyarakat geram, karena KKB berani menembak aparat. Mereka terbukti berani melawan aparat, dan sudah berkali-kali terjadi. Mereka juga pernah baku tembak dengan anggota TNI dan Polri. Sehingga wajib dibinasakan, karena sudah melanggar peraturan dan tidak menghormati mereka sebagai aparat.

KSP sudah bertindak di luar batas dengan menembak anggota BIN. Untuk apa mereka menyerang duluan? Sepertinya KSP sudah paranoid dengan semua aparat negara, baik dari BIN, Polri, maupun TNI. Sehingga memilih untuk menembak terlebih dahulu daripada tertangkap.

Bisa jadi bagi KSP, aparat adalah representasi dari pemerintah Indonesia, sehingga wajib diserang terlebih dahulu. Jika mereka berpikiran seperti itu, maka sudah jelas otaknya error. Karena tugas aparat adalah menjaga kedaulatan negara dan ketertiban di suatu wilayah. Namun malah diancam sampai terenggut nyawanya.

Ketika ada aparat yang jadi korban, maka pemberantasan KSP dilakukan lebih gencar lagi. Jangan sampai kejadian ini berulang sehingga mengancam nyawa mereka. Aparat adalah penjaga rakyat dan tugasnya sangat mulia. Sehingga KSP harus dibinasakan, agar tidak ada lagi aparat yang berkorban nyawa.

Bukan kali ini saja KSP melakukan tindak kejahatan. Masyarakat sipil juga jadi korban dari kekejaman mereka. Beberapa saat lalu mereka menembak 2 orang guru di Kabupaten Puncak, juga melemparkan timah panas ke seorang murid SMA. Alasannya, guru dan murid dicurigai sebagai intelijen, padahal kenyataannya adalah warga sipil biasa.

Selain itu, KSP juga ketahuan memperkosa gadis-gadis di wilayah Kabupaten Puncak, Beoga. Sudah terlalu panjang daftar kejahatan yang dilakukan oleh KKB. Sehingga bisa dijerat pidana terorisme, UU nomor 15 tahun 2003. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Tugiman, pengamat sosial politik dari Universitas Pasundan Bandung.

Jika KSP dinyatakan sebagai teroris, maka akan ada bantuan dari Densus 88 untuk pemberantasannya. Sehingga mereka bisa merancang strategi untuk penangkapannya dan diharap bisa 100% dicokok. KSP akan musnah dari Bumi Cendrawasih dan tak lagi-lagi mengganggu ketenangan warga dan kinerja aparat.

Kebrutalan KSP sudah tidak dapat diampuni. Mereka patut diberantas hingga ke akarnya, karena sudah melakukan tindak kejahatan yang dosanya terlalu besar. Pengejaran anggota KKB terus dilakukan, agar mereka tidak lagi mengancam rakyat dan membawa korban selanjutnya.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di yogyakarta

Oleh : Moses Waker )*

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) selalu meresahkan masyarakat Papua. Mereka pantas dibasmi karena mengambil perdamaian di Bumi Cendrawasih dan meneror dengan berbagai cara. Masyarakat juga antipati dengan KKB, karena mereka sudah bertindak jauh di luar batas, dengan nekat mengambil nyawa saudara sesukunya sendiri.

Papua sering muncul dalam berita, sayangnya yang ditonjolkan adalah pemberontakan dari kelompk kriminal bersenjata, sebuah geng yang merupakan bagian dari OPM. Mereka selalu melakukan kekerasan di Papua dan menggunakan senjata api sebagai beda untuk menakut-nakuti masyarakat. Padahal senpi itu jelas ilegal dan mereka tidak berhak untuk menggunakannya, karena tak memiliki surat izin resmi.

Keganasan KKB makin menjadi dan bahkan mereka berani menggunakan warga sipil untuk tameng hidup, saat ada adu tembak dengan anggota TNI. Aparat berusaha keras agar mereka tertangkap dan membubarkan diri, agar perdamaian di Papua tetap abadi dan tidak ada lagi korban selanjutnya. Mereka telah melakukan berbagai tindakan kriminal sehingga wajib ditangkap.

KKB makin terdesak ketika aparat menguasai salah satu markas mereka di daerah Yugura, Nuda. Pasukan KKB pimpinan Egianus Kogoya sudah kehilangan kebebasan untuk menyerang. Hal ini dituturkan oleh Kepala Satgas Humas Newangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy.

Keberhasilan aparat untuk menguasai markas KKB merupakan sebuah prestasi besar. Karena pasukan KKB makin menciut dan bingung harus bersembunyi di mana lagi. Ruang gerak mereka makin terbatas saat markasnya diduduki oleh petugas. Lambat laun, semua anggota mereka akan tertangkap dan akhirnya KKB bisa hilang dari Bumi Cendrawasih.

Kombes Iqbal melanjutkan, sebenarnya sudah banyak anggota dan simpatisan KKB yang menyerahkan diri ke aparat dan kembali ke NKRI. Dalam artian, sebenarnya mereka sudah lelah bergerilya selama puluhan tahun dan sadar atas kesalahannya. Bahwa kemerdekaan Papua adalah hal yang mustahil dan pemerintah Indonesia sudah begitu baik kepada seluruh warga di Bumi Cendrawasih.

Ketika ada anggota KKB yang bertobat, maka ia tidak usah takut akan dibui. Karena ia sudah menyerahkan diri dan berjanji akan setia kepada Indonesia. Justru ketika ia dengan rela menyerahkan diri, akan menjadi informan yang sangat penting. Jadi aparat akan tahu di mana saja markas KKB dan siapa saja tokoh di balik keganasan mereka.

Pemberantasan KKB wajib dilakukan, karena mereka telah melakukan berbagai tindakan di luar batas. Pertama, KKB pernah menyandera pilot dan penumpangnya, juga mengancam agar mereka tidak mengangkut anggota TNI maupun polri. Penumpang pesawat juga dicurigai sebagai aparat, padahal mereka adalah warga sipil biasa.

Kedua, KKB terlalu sering mengadakan baku tembak. Korbannya mulai dari mobil milik negara yang membawa logistik, warga sipil yang sampai kehilangan nyawa, sampai aparat yang ditembak seusai menjalankan ibadah pagi. semua kekejian mereka membuat KKB makin dibenci karena tega menembak saudara sesukunya sendiri, dan mereka menuduh bahwa korban adalah apart, padahal bukan.

Untuk memberantas KKB, maka perlu diadakan operasi di lapangan yang lebih intensif. Tak hanya di daerah yang rawan konflik seperti di Intan Jaya, tetapi juga wilayah lain mulai dari Jayapura, Fakfak, sampai Merauke. Di sana tetap saja ada potensi kerusuhan yang ditimbulkan oleh KKB, oleh karena itu sebaiknya jumlah petugas yang berjaga terus ditambah.

Pemberantasan KKB wajib dilakukan agar tercipta perdamaian di Papua. Masyarakat di Bumi Cendrawasih tentu tidak ingin hidupnya terus dikungkung dalam ketakutan akibat teror KKB. Mereka wajib dibubarkan hingga ke akarnya, agar tidak ada lagi berita tentang kekejaman KKB di Papua.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo