Labuan Bajo – Presiden Jokowi menjelaskan bahwa negara-negara ASEAN saat ini sedang menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Kerena itu, dia meminta semua negara-negara perhimpunan Bangsa-Bangsa ASEAN untuk lebih bersiap.

Hal tersebut disampaikan kepala negara saat memimpin pertemuan High-Level Task Force (HLTF) on ASEAN Community Post-2025 Vision. Adapun pertemuan itu merupakan rangkaian dari KTT ASEAN ke-42 yang digelar Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/5).

Dalam pembukaan forum antarmuka itu, Presiden Jokowi menyatakan apresiasinya terhadap kerja keras anggota High Level Task Force.

“Saya mengapresiasi kerja keras anggota high level task force dalam setahun terakhir ini dan ASEAN harus betul-betul siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks.” Ujar Presiden

Selanjutnya dia mengungkapkan agar setiap negara ASEAN dapat mempersiapkan segala kemungkinan terburuk.

“We have to prepare for the worst but remain hoping for the best. Di sini peran high level task force sangat krusial mengidentifikasi tantangan dan peluang jauh ke depan dan memastikan kontribusi ASEAN bagi kemajuan kawasan dan dunia,” ujarnya.

Bukan saja mempersiapkan segala kemungkinan terburuk, namun Mantan Gubernur DKI itu juga menjelaskan agar ASEAN juga lebih adaptif dan tidak hanya fokus pada urusan bisnis semata.

Presiden Jokowi pun mendorong high level task force untuk benar-benar dapat menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi kedepan. Menurutnya, jika tantangan dapat diidentifikasi, maka berbagai visi misi ASEAN dapat terwujud dan semakin diperhitungkan di tingkat global.

Oleh karenanya, imbuh presiden, pertemuan para pemimpin ASEAN kali ini diharapkan mampu mengelaborasi berbagai pemikiran kreatif.

“Di diskusi kita hari ini akan mengelaborasi pemikiran yang out of the box, dan transformatif Oleh karenanya para pemimpin ASEAN akan mendengar langsung laporan high level task force dan rencana arah ke depan,” pungkas Presiden.

*

Manggarai Barat — Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateran dengan sejumlah negara, yang mana dalam pertemuan tersebut Indonesia berhasil merumuskan kerja sama di bidang ekonomi.

Diketahui bahwa telah terjadi pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Sen di sela-sela KTT ASEAN 2023.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat sebuah pembahasan, yakni mengenai bagaimana komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi.

Menurut Presiden Jokowi, komitmen Indonesia mengenai kerja sama ekonomi sendiri adalah terkait dengan keterlibatan bangsa ini dalam proyek pembangunan infrastruktur di Kamboja.

Maka, dengan adanya keterlibatan proyek tersebut, nantinya kerja sama yang terjalin antara kedue belah pihak negara akan bisa semakin erat terjalin.

Sementara itu, upaya penguatan kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi juga dilakukan oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam pertemuan bilateralnya dengan pihak Malaysia.

Pada pertemuan itu, Menko Airlangga membahas bagaimana kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia, utamanya mengenai sektor komoditas seperti kelapa sawit dan karet.

Sebelumnya, dia juga sempat mengadakan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, YAB Dato’ Sri Haji Fadillah untuk membahas mengenai upaya mengatasi diskriminasi kelapa sawit.

Hasilnya, kedua pihak sepakat untuk saling mendukung kebijakan dan negosiasi yang menyangku ekspor komoditas kelapa sawit dan turunannya.

Kemudian, dikabarkan pula bahwa Presiden Jokowi tidak hanya akan menemui PM Kamboja saja, melainkan juga akan memimpin lima pertemuan lainnya dalam KTT ASEAN 2023.

Terkait hal itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan bahwa ada satu isu lain lagi yang dibahas oleh Kepala Negara Indonesia.

Isu tersebut, yakni mengenai upaya penyelamatan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perdagangan manusia.

“Dua isu itu yang disampaikan Bapak Presiden selama pertemuan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L Marsudi

Dirinya menambahkan bahwa Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih pada PM Kamboja karena telah membantu dalam penyelamatan WNI korban perdagangan manusia.

Karena dengan adanya bantuan itu, berarti sama saja sangat mendukung Indonesia untuk menangani kasus perdagangan manusia, utamanya kejahatan penipuan secara daring.

Presiden bahkan menegaskan bahwa seluruh pihak harus bisa turut serta menyelawatkan para korban perdagangan manusia.

“Kita harus menyelamatkan para WNI korban human trafficking terutama untuk kejahatan online scams,” kata Presiden.

Labuan Bajo – Menyikapi dinamika global yang semakin tidak bisa diprediksi seperti saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara ASEAN untuk tidak tinggal diam menghadapi tantangan global tersebut. Jokowi yakin bahwa ASEAN mampu menjadi pemain sentral untuk membawa pertumbuhan dan perdamaian dunia.

Hal ini dikatakan Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023, di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/5).

“Para pemimpin ASEAN yang saya hormati saat ini ekonomi global belum sepenuhnya pulih, rivalitas semakin tajam, dinamika dunia semakin tidak terprediksi, dan yang menjadi pertanyaan apakah ASEAN hanya akan menjadi penonton, apakah ASEAN hanya akan diam, serta apakah ASEAN mampu menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan,” kata Presiden Jokowi.

Jokowi juga menekankan pentingnya persatuan negara ASEAN. Diyakini ASEAN mampu menjadi pemain sentral untuk membawa pertumbuhan dan perdamaian dunia. Aset kuat yang dimiliki ASEAN salah satunya pertumbuhan ekonomi yang di atas rata-rata dunia dan bonus demografi.

“Saya optimis kita semuanya percaya ASEAN bisa, asalkan satu kuncinya persatuan, dengan persatuan ASEAN mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan. Aset kuat sebagai epicentrum of growth, ekonomi yang tumbuh jauh di atas rerata dunia, bonus demografi dan kestabilan kawasan yang terjaga,” ujarnya.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi akan memimpin lima pertemuan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT. Lima pertemuan itu adalah KTT ke-42 ASEAN (Opening and Plenary Session), Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan Pemuda ASEAN, Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), dan Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan High-Level Task Force on ASEAN Community’s Post-2025 Vision (HLTF-ACV).

Labuan Bajo – Posisi ASEAN sebagai Epicentrum of Growth harus terus diperkuat, karena dengan persatuan, negara ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan dunia.

Hal itu disampaikan Presiden RI, Joko Widodo saat membuka KTT ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (10/05/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengajak anggota ASEAN untuk bergandengan dengan erat menyusun agenda bersama guna memastikan kawasan Asia Tenggara terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.

“Kolaborasi pemerintah dan parlemen harus diperkuat untuk menjaga dan memperkokoh stabilitas politik dan demokrasi, guna menjamin ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia,” ungkap Presiden Jokowi.

Terkait upaya pencapaian visi ASEAN 2045, Presiden Jokowi menekankan agar para pemimpin negara ASEAN lebih adaptif dan visioner.

“Visi ASEAN 2045 ditekankan harus lebih adaptif dan visioner atau forward looking dan tidak boleh melakukan hal yang sama atau business as usual, sehingga harus berpikir out of the box dan transformatif,” jelas Presiden RI ke-7 tersebut.

Para pemimpin ASEAN juga mendukung adanya ASEAN Leaders’ Statement on the Development of the ASEAN Community’s Post-2025 Vision sebagai bagian dari proses pengembangan visi ASEAN Pasca-2025. Dengan adanya pengesahan tersebut, maka diharapkan proses penyusunan ASEAN Pasca-2025 akan diperkuat dan memastikan bahwa visi ASEAN Pasca-2025 sesuai dengan yang direncanakan.

Pada momen yang sama, Presiden RI bersama para ASEAN Head of State (HoS) juga melaksanakan pertemuan sesi ASEAN Youth.

Presiden Jokowi menambahkan, generasi muda ASEAN merupakan calon pemimpin masa depan yang memiliki energi positif dan ide-ide kreatif, ide-ide inovatif, untuk memajukan kawasan.

Ia berharap peran besar generasi muda ASEAN untuk keberlangsungan Asia Tenggara sebagai kawasan stabil dan damai, serta menjadi Epicentrum of Growth.

“ASEAN punya modal kuat untuk mencapainya. Ekonomi yang tumbuh jauh di atas rerata dunia, kestabilan kawasan yang terjaga. Dan tentu saja karena 34 persen populasi ASEAN adalah pemuda,” tegas Presiden Jokowi.

Manggarai Barat – Presiden Indonesia RI Joko Widodo (Jokowi) bersama para pemimpin negera anggota ASEAN, berhasil menyepakati sejumlah perjanjian dan kerjasama bilateral.

Indonesia menjadi tuan rumah digelarnya KTT ASEAN ke – 42, tepatnya di Labiun Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggaran Timur. Moment tersebut tentu saja merupakan kesempatan emas membuktikan kemampuan Indonesia dalam diplomasi sekaligus menahkodai ASEAN pda tahun 2023 ini.

Presiden Jokowi melakukan sejumlah pertemuan bilateral antara lain dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Bersama Kamboja, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
Hal tersebut dikatakan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi melalui keterangan resminya kepada pers di Labuan Bajo.

“Isu pertama, Presiden mengatakan komitmen Indonesia meningkatkan kerja sama ekonomi melalui keterlibatan Indonesia dalam proyek pembangunan infrastruktur di Kamboja,” kata Retno (10/5).

Selain itu, Presiden mengutarakan, terima kasih telah menyelamatkan warga negara Indonesia (WNI) korban perdagangan manusia atau human trafficking. Dengan begitu, dapat membantu Indonesia dalam penanganan perdagangan manusia, terutama dari kejahatan penipuan daring atau online scams.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam keterangannya usai mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut menyebutkan bahwa Presiden telah menyampaikan pentingnya bagi kedua negara untuk segera menyelesaikan beberapa aspek perbatasan laut dan darat.

“Presiden Jokowi kembali mengingatkan pentingnya optimalisasi Sistem Satu Saluran dan perlindungan TKI di Malaysia,” ujar Retno.

Retno menyatakan bahwa PM Malaysia juga menyampaikan undangan kepada Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Malaysia.

Selain PM Malaysia, Kepala Negara juga melakukan pertemuan bilateral dengan PM Laos Sonexay Siphandone. Pertemuan tersebbut sebagian besar membahas terkait kerja sama ekonomi.

“Presiden mencontohkan kerja sama antara BUMN Indonesia dengan Laos, antara lain antara PLN dengan Électricité du Laos, pengadaan pesawat dari PT. DI oleh TNI AU Laos, dan pengadaan kereta api dari PT INKA oleh Perusahaan Umum Petrotrade Laos,” kata Menteri Retno.

Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerjasama dalam pemberantasan perdagangan orang yang saat ini banyak terjadi di negara-negara anggota ASEAN.

Untuk diketahui, pada rangkaian pertemuan hari pertama puncak KTT ASEAN 2023, Presiden Jokowi memimpin lima pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023. [-red]

Labuan Bajo – Presiden RI Joko Widodo melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan anggota negara ASEAN. Diantaranya dengan Kamboja, Vietnam, dan Timor Leste di sela-sela pertemuan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, Pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Kamboja diantaranya membahas dua isu penting.

Adapun 2 isu tersebut antara lain yang pertama adalah komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk terlibat di dalam pembangunan di Kamboja. Serta ucapan terima kasih Presiden Jokowi atas bantuan Kamboja dalam menyelamatkan warga negara Indonesia (WNI) korban kejahatan online scams.

“Dua isu yang disampaikan Bapak Presiden selama pertemuan. Pertama adalah komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk keinginan Indonesia untuk terlibat di dalam pembangunan di Kamboja, terutama di dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur,” kata menlu Retno.

“Yang kedua, Bapak presiden juga menyampaikan terima kasih atas bantuan Kamboja pada saat kita harus menyelamatkan para WNI korban human trafficking terutama untuk kejahatan online scams,” lanjutnya.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Timor-Leste Taur Matan Ruak. Menlu Retno mengatakan, pertemuan tersebut membahas mengenai penguatan kerja sama ekonomi.

“Seperti dengan Vietnam, kita melihat semakin banyaknya investasi kedua negara. Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar BIT (Bilateral Investment Treaty) dapat segera dibentuk atau mulai dibahas antara kedua negara,” ujar Menlu Retno.

Sementara itu, PM Timor Leste juga berterima kasih terhadap dukungan Indonesia untuk Timor Leste sehingga bisa bergabung dengan ASEAN.

“Terima kasih kepada Yang Mulia Joko Widodo Presiden Indonesia Ketua ASEAN 2023, atas dukungan dan komitmennya selama ini, yang telah memberikan undangan kepada saya untuk berpartisipasi dalam KTT yang bersejarah ini,” kata PM Taur Matan Ruak.

Selanjutnya, Indonesia juga melakukan kerja sama bilateral dengan Vietnam melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia ( Menkominfo RI ).

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dengan Vietnam menyepakati kerja sama literasi dan pemanfaatan ruang digital.

“Kawasan ASEAN memiliki potensi. Pertumbuhan teknologi digital tinggi. Potensi besar dan terus tumbuh,” kata Johnny G Plate, usai menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam Nguyen Manh Hung di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/5/2023).

Johnny G Plate mengatakan, pertemuan tersebut telah berhasil mencapai kesepakatan melalui Memorandum of Understanding (MoU) sebagai pembentukan paying hukum pengembangan ruang digital. Menurutnya, Kerja sama dan kolaborasi di ASEAN diperlukan untuk mengatasi kejahatan digital

“Kedua negara juga menyepakati pentingnya pembuatan payung hukum bersama untuk pengembangan ruang digital, termasuk di ASEAN. Untuk Indonesia dan Vietnam disepakati lewat Memorandum of Understanding (MoU) sebagai kerangka awal kerja sama,” ujarnya.

Manggarai Barat – Dalam pembukaan KTT ASEAN di Labuan Bajo, manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat datang atas bergabungnya Timor Leste dengan ASEAN.

“Pada Perdana Menteri Timor-Leste, Selamat bergabung di keluarga ASEAN,” kata Presiden RI, Joko Widodo.

Dengan bergabungnya Timor Leste dengan ASEAN dapat memberikan kontibusi lebih bagi perkembangan ekonomi ASEAN. pemerintah Timor-Leste pun dikatakan PM Ruak, akan menaati tindak lanjut Peta Jalan yang disepakati bersama-sama dengan anggota ASEAN lain.

“Bergabungnya Timor-Leste, merupakan momentum bersejarah. Karena dapat memberikan dampak yang positif dalam berbagai sektor baik ekonomi maupun sosial. Dengan begitu, berbagai pembangunan yang telah dilakukan dapat terus dilakukan,” kata Perdana Menteri Timor-Leste Taur Matan Ruak.

PM Ruak juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena dukungannya sehingga dapat bergabung dengan anggota ASEAN.

“Terima kasih kepada Yang Mulia Joko Widodo Presiden Indonesia Ketua ASEAN 2023, atas dukungan dan komitmennya selama ini,” ujar PM Ruak.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah melakukan pertemuan bilateral dengan PM Timor Leste Matan Ruak di sela KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Presiden menekankan pentingnya kerja sama ekonomi. di wilayah perbatasan sebagai tindak lanjut hasil pertemuan saat PM Ruak melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia beberapa waktu lalu.

“Kedua pemimpin sepakat akan dibentuk joint working group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara,” kata Menlu Retno.

Presiden Jokowi dan PM Ruak juga bersepakat untuk mendorong dimulainya pembentukan Perjanjian Investasi Bilateral (BIT) sebagai langkah lebih lanjut guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Timor Leste

“Seperti dengan Vietnam, kita melihat semakin banyaknya investasi kedua negara. Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar BIT (Bilateral Investment Treaty) dapat segera dibentuk atau mulai dibahas antara kedua negara,” ujar Retno.

Labuan Bajo – Dalam sesi pembukaan KTT ASEAN di Labuan Bajo, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa posisi ASEAN sebagai Epicentrum of Growth harus terus diperkuat, karena dengan persatuan, negara ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan dunia.

Presiden RI dalam pertemuan bersama para ASEAN Head of State (HoS) pada sesi Interface with Representatives of ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) menggaungkan pentingnya kolaborasi.

“Kolaborasi pemerintah dan parlemen harus diperkuat untuk menjaga dan memperkokoh stabilitas politik dan demokrasi, guna menjamin ASEAN menjadi Epicentrum of Growth,” jelas Presiden Jokowi.

Kemudian, Presiden RI bersama para ASEAN Head of State (HoS) melaksanakan pertemuan sesi ASEAN Youth, dan menegaskan dominasi penduduk muda di ASEAN, sehingga ASEAN layak jadi Epicentrum of Growth.

“Sebanyak 34% komposisi penduduk ASEAN adalah pemuda, maka peran besar pemuda di kawasan ASEAN melalui ide-ide kreatif dan inovatif diharapkan mendukung kemajuan kawasan ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan damai serta menjadi Epicentrum of Growth,” tegasnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, generasi muda ASEAN perlu merumuskan langkah-langkah terbaik untuk memaksimalkan potensi yang ada.

Sementara itu, dalam ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di Komodo Ballroom Hotel Meruorah, Labuan Bajo (10/5), Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ASEAN perlu mengapresiasi upaya negara-negara anggota ASEAN yang telah menghadapi pandemi Covid-19 terbantu dengan adanya kolaborasi, kerja sama dan sinergi antara pemerintah serta pengusaha.

“Ke depannya tantangan yang dihadapi ASEAN masih sangat berat karena adanya risiko geopolitik yang masih besar dan ketidakpastian sektor keuangan di AS maupun Eropa yang berimbas kepada negara-negara berkembang”, ungkap Presiden Jokowi.

Negara-negara ASEAN menurut Presiden Jokowi harus semakin memperkuat kolaborasi untuk menjaga ASEAN sebagai Epicentrum of Growth dan potensi ekonomi ASEAN sangat besar, yaitu ekonomi yang tumbuh di atas rata-rata dunia, bonus demografi, dan middle class yang diperkirakan akan terus meningkat sebesar 65% pada tahun 2030.

Sedangkan dalam ASEAN Leaders’ Interface with High-Level Task Force on ASEAN Community’s Post-2025 Vision (HLTF-ACV), Presiden Jokowi menekankan peran High-Level Task Force yang dinilai sangat krusial dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang di masa mendatang dalam rangka memastikan kontribusi ASEAN bagi kemajuan kawasan dan dunia.

“Visi ASEAN 2045 ditekankan harus lebih adaptif dan visioner atau forward looking dan tidak boleh melakukan hal yang sama atau business as usual, sehingga harus berpikir out of the box dan transformatif,” tuturnya.

Para Pemimpin ASEAN juga mendukung adanya ASEAN Leaders’ Statement on the Development of the ASEAN Community’s Post-2025 Vision sebagai bagian dari proses pengembangan visi ASEAN Pasca-2025. Dengan adanya pengesahan tersebut, maka diharapkan proses penyusunan ASEAN Pasca-2025 akan diperkuat dan memastikan bahwa visi ASEAN Pasca-2025 sesuai dengan yang direncanakan.

*

Labuan Bajo – Presiden Joko Widodo mengatakan visi ASEAN 2045 harus lebih adaptif dan tidak boleh seperti biasanya saja. Presiden Jokowi mengajak pemimpin ASEAN untuk dapat tranformatif dengan kondisi yang ada saat ini.

“Visi ASEAN 2045 harus lebih adaptif dan forward looking, tidak boleh business as usual. Dalam diskusi hari ini kita harus dapat mengelaborasi pemikiran yang out of the box, dan transformatif,” ujar Presiden Jokowi saat membuka ASEAN Leaders’ Interface with High-Level Task Force on ACV dalam KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu 10/5/2023.

Jokowi mengapresiasi kerja keras anggota high level task force dalam setahun terakhir ini. Dia berkata, ASEAN harus betul-betul siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

“Saya mengapresiasi terhadap upaya High-Level Task Force dalam satu tahun terakhir, dan ASEAN harus bersiap dalam menghadapi tantangan baik di regional maupun global yang semakin kompleks, dengan mengantisipasi segala kemungkinan terburuk”, tutur Presiden Jokowi.

“We have to prepare for the worst but remain hoping for the best (kita harus bersiap untuk yang terburuk tetapi tetap berharap yang terbaik),” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Menurut Jokowi, peran high level task force sangat krusial mengidentifikasi tantangan dan peluang jauh ke depan. Selain itu, memastikan kontribusi ASEAN bagi kemajuan kawasan dan dunia.

Peran High-Level Task Force sangat krusial dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang di masa mendatang dalam rangka memastikan kontribusi ASEAN bagi kemajuan kawasan dan dunia, ungkapnya.

Para Pemimpin ASEAN juga mendukung adanya ASEAN Leaders’ Statement on the Development of the ASEAN Community’s Post-2025 Vision sebagai bagian dari proses pengembangan visi ASEAN Pasca-2025.

Dengan adanya pengesahan tersebut, maka diharapkan proses penyusunan ASEAN Pasca-2025 akan diperkuat dan memastikan bahwa visi ASEAN Pasca-2025 sesuai dengan yang direncanakan, pungkas Jokowi.

suaratimur.id – Sebuah narasi berbentuk jurnal yang ditulis oleh seorang pengacara dan ahli hukum internasional, Melinda Janki pada tahun 2010 lalu kembali disebarkan oleh akun media sosial yang mengarah pada pro kemerdekaan Papua dengan menyinggung keabsahan Pepera tahun 1969. Akun twitter bernama @Sedangktf tersebut sengaja mengangkat pernyataan Melinda Janki dalam kemasan meme yakni menyebut bahwa Pepera 1969 melanggar prosedur hukum internasional. Disebutkan bahwa hal tersebut merupakan aneksaksi ilegal yang tidak dapat disahkan oleh komunitas internasional karena merupakan pelanggaran kepercayaan suci di bawah piagam PBB. Karena itu, West Papua tidak bisa secara resmi menjadi bagian dari wilayah Indonesia tetapi merupakan wilayah tak berpemerintahan yang sedang diduduki.

Usut punya usut, makalah tersebut ternyata diterjemahkan oleh Victor Yeimo dan diringkas oleh KNPB. Disebutkan pula bahwa keberadaan Indonesia di West Papua adalah administrasi kolonial yang bersifat permanen hanya jika rakyat West Papua memilih integrasi melalui penentuan nasib sendiri dengan prosedur yang disyaratkan oleh hukum internasional. Kemerdekaan West Papua merupakan pengembalian kedaulatan rakyat Papua dan bukanlah pelanggaran integritas territorial Indonesia. Sebuah narasi yang kembali menyudutkan Indonesia melalui isu Pepera.

Melinda Janki diketahui merupakan bagian dari International Parliementarian for West Papua (IPWP) dan International Lawyer for West Papua (ILWP). Dirinya pernah menggelar seminar di London pada tahun 2011 lalu bersama dengan Benny Wenda dan Jennifer Robinson. Sebagian peserta seminar yang merupakan simpatisan separatism beranggapan bahwa, Pepera tidak sah dan perlu diulang karena tidak dilakukan sesuai standar internasional yakni, one man one vote. Sebuah upaya dari kelompok pro kemerdekaan Papua yang berupaya merongrong pemerintah Indonesia agar melepaskan wilayah Papua melalui sejumlah upaya ataupun propaganda.

Penjelasan Mengenai One Man One Vote yang Urung Dilaksanakan saat Pepera 1969

Untuk menjawab tuduhan dari seorang Melinda Janki yang kemudian kembali diteruskan oleh Victor Yeimo dan KNPB melalui media sosial. Sebuah tulisan yang mencerahkan sempat disampaikan tokoh muda Papua, sekaligus Ketua Melanesian Youth Diplomacy Forum, Steve Rick Elson Mara, S.H., M.Han atau lebih sering disapa Steve Mara. Dalam pernyataannya tersebut dirinya menjelaskan berkaitan dengan pelaksanaan one man one vote yang kemudian berubah saat pelaksanaan Pepera.  

Menurutnya, jika terdapat kekurangan dalam pelaksanaan suatu kegiatan demokrasi maka tiada pesta demokrasi yang tanpa kekurangan. Jika diperhatikan, di tulisan Steve Mara sebelumnya telah dicontohkan berbagai negara yang self-determinationnya tidak one-man one vote. Sebut saja Amerika sebagai negara demokrasi modern yang telah lebih dari dua ratus tahun hidup berbangsa dan bernegara.

Tentu pahitnya dinamika hidup kebangsaan mereka bisa jadi pelajaran berharga bagi kita. Negara yang dikenal sebagai demokrasi terbesar bahkan masih menggunakan sistem electoral college yang menyerahkan pemilunya hanya pada 538 orang saja. Apakah ratusan juta warga negara Amerika lainnya yang diwakili 538 orang tersebut merasa hak sipil dan politiknya dijajah?

Kemudian terkait hukum internasional, maka menarik untuk mengutip pendapat John Saltford dalam bukunya yang berjudul “The United Nations and the Indonesian Takeover of West Papua, 1962 – 1969” Buku ini dikutip juga oleh Gembala Socratez Yoman, namun Steve Mara merasa ragu apakah gembala tersebut memahami secara utuh posisi John Saltford dalam buku tersebut. Sebagai Contoh, dalam Bab Conclusion dari bukunya, John Saltford mengutip dan mendukung pendapat Mullerson bahwa “…there is no right to secession in international law…”. Terjemahan bebasnya, “…tidak ada hak untuk memisahkan diri dalam hukum internasional”.Bahkan John Saltford sendiri mengakui tidak ada hak memisahkan diri dalam hukum internasional.Saltford kemudian menjelaskan pentingnya membuktikan bahwa minoritas Papua dijajah oleh mayoritas Indonesia. Menjadi pertanyaan seorang Steve mara kemudian, apakah kita sebagai Bangsa Papua atau Melanesia diperlakukan berbeda, dijajah hak sipil politik, ekonomi, sosial, dan budaya kita oleh Pemerintah Indonesia melalui berbagai kebijakannya?

Sebagai anak muda, Steve Mara kemudian berpikir bahwa kita juga bisa mengkritik bahan bacaan yang ditulis oleh orang asing seperti John Saltford atau juga Melinda Janki. Kita harus memahami asumsi dibalik klaim yang disuguhkan para peneliti asing tersebut. Kita harus bertanya, apa asumsi dasar yang mereka gunakan? Apakah mereka benar-benar ingin membantu atau merunyamkan/ mempertajam permasalahan?

Kritikan yang disampaikan oleh Steve Mara adalah cara pandang John Saltford dalam bukunya justru terlalu menganggap Bangsa Papua sebagai bangsa inferior yang tidak mampu berpikir dan bertindak secara bebas. Bangsa Papua diposisikan sebagai objek dan bukan subjek, sebagai tawanan di Indonesia. Peneliti asing seperti John Saltford menempatkan dirinya sebagai Tuhan. Memberikan resep jalan keluar atas segala permasalahan Bangsa Papua. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Melinda Janki, bahwa dengan segala gelar yang dimiliki lantas bertindak tak sesuai dengan fakta dengan mengabaikan kepentingan publik demi kepentingan kelompoknya bersama Benny Wenda yang jelas-jelas banyak melakukan kesalahan.

Kembali Merenungkan Posisi Papua

Steve Mara lantas mengajak generasi muda untuk bertanya. Siapa yang menjadi Tuan Tanah di Bumi Papua saat ini? Apakah militer? Siapa yang mengisi jabatan publik di Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota, Desa, Militer, Kepolisian, Menteri? Apakah tidak ada orang Papua? Kita harus renungkan dengan baik bahwa untuk sampai hingga otonomi daerah telah melalui perjalanan panjang. Di balik Otonomi daerah yang diterapkan di bumi Papua saat ini, ada upaya OAP untuk menjadi Tuan Tanah di Bumi Papua. Coba periksa nama-nama gubernur atau kepala daerah di Papua semenjak tahun 2000. Apakah mereka bukan OAP? Apakah generasi Papua sebelumnya adalah generasi buta huruf yang tidak memahami situasi bangsa Papua dan tidak bisa berpikir secara bebas seperti yang disampaikan oleh Melinda Janki.

Kemudian, masih terkait hukum internasional, International Court of Justice (Mahkamah Internasional) dalam perkara Burkina Faso melawan Mali menyatakan prinsip hukum internasional uti possidetis iuris, yakni bahwa batas wilayah negara yang baru merdeka mengikuti batas wilayah negara penjajahnya. Karena itulah sejarah Papua bukan ditarik dari tahun 1969, melainkan dari tahun 1945 yang memang telah menjadi bagian dari Indonesia. Pepera tahun 1969 adalah menguatkan keberadaan Papua dalam Indonesia dan menandakan kembalinya Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Matahari terbit dari Timur. Steve Mara yakin suatu hari nanti putera-puteri Papua akan menduduki kursi pimpinan nasional yang tertinggi di Nusantara. Kiranya setiap insan Papua berkontribusi untuk membangun pemahaman yang utuh, tidak selektif dalam memaknai peristiwa penting seperti Pepera. Sehingga bangunan pemahaman tersebut kokoh karena dibangun di atas batu pengetahuan dan kebijaksanaan, bukan pasir kekeliruan dan hasutan. Saya 100% Orang Papua, 100% Orang Indonesia.

Maka kepada Victor Yeimo beserta dengan KNPB yang memanfaatkan makalah dari Melinda Janki melalui unggahan berulang di media sosial. Bahwa apa yang telah diperbuatnya hanya akan memperkeruh masyarakat Papua, demi misinya sendiri yang jelas-jelas bertentangan dengan pemerintah Indonesia. Sudah jelas bahwa Pepera adalah sah, Papua bagian dari Indonesia. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi.

Agus Kosek

(Pemerhati Masalah Papua)